Jumat, 16 April 2010

Dream a Little Dream

Pada suatu hari saya pernah tidak sengaja terlibat pembicaraan dengan kakak saya, beberapa bulan lagi dia akan menikah dan saya dengan iseng bertanya apa iya dia sudah yakin betul dengan pilihannya, tadinya saya pikir dia akan menjawab penuh keyakinan tapi dia butuh sekitar 10 menit untuk mulai berkata-kata dan selama sepuluh menit penuh penantian tersebut hanya ada hening dan mimik muka dia yang mengawang-awang penuh lamunan. Akhirnya setelah sepuluh menit menunggu ada kalimat pertama yang muncul ”yakin ga yakin sebenernya”, wew saya pun bertanya “kenapa?”, “sebenernya ada banyak mimpi yang masih pengen gue capai, semenjak kerja terus ngumpulin duit buat nikah banyak banget mimpi-mimpi gue yang harus gue korbankan untuk menentukan priorirtas hidup gue dengan harapan hidup gue bakal lebih baik di masa depan, tapi gue juga ga ngerti gue ngerasa ada sesuatu yang ganjel aja di dalam hati gue yang paling dalam, nah ganjelan nya tuh kaya panggilan buat gue untuk ngejar mimpi-mimpi gue yang dulu sempet gue kubur dalem-dalem dan gue lupakan gitu aja, lu tau kan?makanya gue bingung plus takut juga jadi orang yang hidup tanpa mimpi, jd workaholic yang orientasinya uang mulu karena gue takut banget ga bisa kasih makan anak istri”.
Tanpa diasangka ternyata pria dewasa seperti dia juga punya kebingungan dan kompleksitas hidup yang bikin dia bisa ragu dengan keputusannya, his biggest dream memang jadi pemain basket. Saya tau dia bener-bener ber passion untuk urusan basket, bahkan waktu kakinya cedera aja dia tetep main basket, tapi semenjak kerja dia dan nabung buat nikah dia jarang banget main basket lagi, saya pernah mergokin dia lagi ngobrol sendiri dengan bola basketnya, dari raut mukanya terlihat jelas kalau dia kangen menyentuh si bundar kesayangannya bagian terpenting yang mendukung mimpinya, bola basket yang dia beli pake uang jajan nya sendiri waktu sma.

Percakapan itu kemudian membuat saya berfikir cukup lama, mungkin ada saat dimana kita tiba-tiba jadi orang paling berani yang merasa mampu untuk bermimpi tentang begitu banyak hal dan yakin benar satu persatu mimpi itu pasti terjadi, kita pasti jadi pemenang terserah orang-orang mengumpat apa karena kita yakin bahwa kita pemberani,kita akan sanggup menacapai mimpi-mimpi kita karena kita hidup dengan berjuta mimpi yang tidak hanya di bawa tidur saja tapi diingat setiap detik saat kita bergerak satu inci pun kita akan mengingatnya, ya kita seorang pemberani yang punya mimpi dan mimpi kita pasti tercapai.
Tanpa kita sadari tiba-tiba nanti saat kita begitu bersemangat kita akan bertemu dengan pilihan, kekecewaan dan juga keadaan. Saat-saat dimana kita harus menghapus beberapa mimpi yang pada awalnya begitu yakin dapat kita kejar. Pilihan dan kekecewaan mungkin hal paling brengsek yang pernah ada, mereka datang sekali kemudian menghancurkan dan mencuri begitu banyak hal. Dulu kita selalu yakin semua mimpi akan terjadi tapi pilihan dan kekecewaan merubah begitu banyak hal.
Waktu kecil pasti hampir semua anak kecil serempak untuk bercita-cita menjadi seorang dokter, tapi seiring waktu yang terus berjalan hanya beberapa dari mereka yang pada akhirnya menjadi dokter dan berhasil mencapai mimpinya, apa mungkin ketika tumbuh menjadi semakin dewasa kita harus siap dengan konsekuensi yaitu mengorbankan mimpi-mimpi kita? atau apa hanya segilintir dari mereka yang benar-benar beruntung dan pada akhirnya berhasil meraih mimpi mereka? ya semua mulai membingungkan.
Jujur saya juga sedang ada di fase yang sama dengan kakak saya, menentukan beberapa pilihan hidup untuk menjamin masa depan dengan konsekuensi mengubur begitu banyak mimpi, rasanya memang menyebalkan ketika kita punya mimpi yang begitu kita yakini tapi kita harus mengorbankannnya karena usia dan waktu memaksa kita untuk menentukan sebuah pilihan. Saya selalu berharap semoga pilihan hidup kakak saya adalah yang terbaik dan saya juga berharap dia bisa tetap memimpikan hal-hal lain yang memang lebih baik bagi hidupnya, seperti memimpikan rumah yang nyaman untuk keluarga mudanya.
Lantas apakah kita harus tetap bermimpi? menurut saya kita harus terus bermimpi karena tanpa mimpi tak ada kehidupan, tapi ketika bermimpi kita harus siap dengan pilihan dan kekecewaan karena kalau tidak, kita hanya akan jadi pemimpi (orang yang hanya bisa bermimpi tapi tak pernah mengejarnya dan selalu tidak siap untuk kehilangan mimpinya).Saat ini yang kita butuhkandalam proses mencapai impian adalah keyakinan, perjuangan, kesiapan dan kemudian wujudkan, walaupun pada akhirnya mungkin mimpi-mimpi itu tak akan terwujud atau mungkin juga terwujud kita harus tetap bermimpi karena mimpi membuat kita terus hidup. Kalau kata Martin Luther King “I have a Dream”, so just create your dream and be ready!fight fight! Dream a Little Dream
-srt-

Cheers!!..

1 komentar:

  1. Nice post! sepertinya setiap orang akan mengalami Fase2 ini. koment saya cuman Be a Risk Taker!
    Dare to Dream! ;)

    Abby.

    BalasHapus