Jumat, 27 Agustus 2010



CINTA,sebuah rumah untuk hatimu-by Ollie
sinopsis :
Friya,seorang wanita dewasa yang menikah dengan Gerry,seorang PNS di kota sebesar Jakarta.Friya sendiri adalah wanita karir yang super sibuk dengan segala aktivitas kantoran dan sosialisasinya. Bahkan suaminya lebih cenderung "mengalah" dengan segala macam aktivitas Friya. Entah karma atau apa, namun semua berubah 180 derajat karena Friya harus ikut Gerry ke Kupang ketika promosi dan mutasi yang akhirnya didapatkan oleh sang suami,suatu hal yang memang Gerry cita-citakan. Di sini,Kupang tidak hanya menjadi tempat baru bagi Friya, tapi juga menjadi sebuah awal perjuangan dan pengorbanan untuk menjadi istri seorang pejabat dan tentunya menjadi "sebuah rumah untuk hatimu".

what do i say?
novel metro pop kaya gini sebenarnya udah bergelimpangan di toko-toko buku tapi yang bikin spesial adalah Kupang. Satu kota yang menurut saya jarang di sentuh dalam sebuah cerita. Sayangnya ollie sang penulis kurang memberikan detail tentang kota Kupang itu sendiri. Ceritanya sendiri kurang "menggigit",klimaks pun kurang.Saya juga ga ngerti apa maksud si penulis. Karakter-karakternya terlalu luas jadi kita agak sulit mengenal lebih dalam tokoh-tokohnya. Imajinasi saya bekerja ketika Friya bercerita tentang suaminya,bagaimana sebuah percintaan sehari-hari berakhir dalam pernikahan,lalu bagaimana mereka hidup di dalamnya. Pertengkaran suami-istri cukup tergambarkan tapi sayangnya konfliknya kurang panjang. Endingnya terlalu cepat. Memang bukannya tidak mungkin alur hidup bisa seperti ini tapi menurut saya sebagai pembaca,cerita ini terlalu pendek dan kurang bikin greget yang baca.Tapi yaa smua kembali ke kalian yang baca.
Gimana menurut kalian?ada yang ga stuju?atau ada yang penasaran?beli aja di 7HeavenBooks,Magz,andLibrary Jl.Raden Patah No.12 Bandung.. :)

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kalbu

Lentera-lentera saling berjalan hilir mudik
Lidahnya mendesis berbisik
Namun Jiwanya terkadang memekik
Menumpahkan bara yang membuatnya tercekik

rata
rata
fana
hampa

Hingga tiba di ujung masa
Ketika cahaya tak lagi berkelana
Semua diam seribu bahasa
Terbujur menunggu Sang Kakala

*Meiry Anwar*

Jumat, 20 Agustus 2010

setipis pelipis

Senja setipis pelipis
mata haru berdebu
berselaput kelabu
seperti hati yang teriris
mata pisau gadis salju
aku berdoa untuk yang manis
seperti segenggam senja yang lalu
mengisi
merengkuh
utuh

[memori mawar putih]

*Meiry Anwar*

Rabu, 18 Agustus 2010

habis hangus di api matamu

mencintaimu laksana api yang menyala tenang
meski ku berselimut dalam kelam
serasa bermandikan benderang

ah! Aku ingin terbang
dalam luas langit pikiranmu
tanpa batasan horison hatimu

melebur dalam cakrawala kebijaksanaan

karena antara kita Waktu datang diam mencabik
gegap menyergap
sunyi menyepi

mencekik


*Meiry Anwar*

Teruntuk: Dimas Ginanjar Merdeka [pondering, pondering on you, dear...]