Senin, 15 Agustus 2011

REVIEW : Peri-Peri Bersayap Pelangi by Pungky Prayitno, dkk


Peri-Peri Bersayap Pelangi adalah kumpulan cerita anak-anak yang di tulis oleh Pungky Prayitno, dkk. Buku ini mencoba menceritakan beberapa nilai moral yang cukup baik bagi anak-anak. Ada 20 cerita pendek dalam Peri-Peri Bersayap Pelangi, dari ke 20 cerita berikut ini adalah beberapa cerita favorit saya: “Anting untuk Naimah”, “Kunjungan Peri Bulan”, “Pelajaran Peri Bulan”, dan “Sepatu Jiwo”. Keempat cerita pendek tersebut cukup menarik dan memberikan banyak pelajaran tidak hanya bagi anak-anak tapi bagi kita juga yang sudah dewasa.

“Anting untuk Naimah” adalah pembuka dari kumpulan cerita-cerita pendek lainnya, Santy Novaria mencoba bercerita tentang kesederhanaan seorang gadis cilik bernama Naimah yang sangat ingin memakai anting karena menurut gurunya anting lah yang dapat membedakan anak perempuan dan laki-laki, tetapi sayangnya kedua orang tua Naimah tak bisa membelikan ia sepasang anting karena keadaan ekonomi tidak terlalu baik. Akhirnya Naima memiliki anting terindah yang tak bisa didapatkan di toko manapun, yaitu anting yang dibuat sendiri oleh Ibu nya, sungguh manis dan mengharukan.

“Kunjungan Peri Bulan” dan “Pelajaran Peri Bulan” merupakan dua cerita pendek yang saling bersambung, ditulis oleh Dee Dee Sabrina. Kedua cerita tersebut bercerita tentang Nayla dan seorang Peri Bulan. Nayla adalah gadis penderita polio yang tidak percaya diri dan sangat takut untuk menyambut hari pertama masuk sekolah, peri bulan lah yang akhirnya membuat kepercayaan diri Nayla tumbuh. Peri bulan datang ketika malam dan kemudian mengajak Nayla pergi ke Bulan dan saat itulah Nayla tersadar bahwa Bulan yang selama ini terlihat begitu indah dari bumi ternyata tidak seindah yang ia bayangkan ketika ia melihat dari jarak dekat. Peri-peri bulan yang Nayla bayangkan begitu cantik ternyata hanyalah sesosok gadis gendut dan pendek. Peri Bulan mengatakan bahwa Bulan dapat terlihat begitu indah dari bumi, karena ia selalu setia memberikan sinar kebaikan bagi manusia di tengah malam yang gelap dari situlah kecantikan bulan dapat terpancar, saat itu juga Nayla sadar peri bulan sungguh cantik dengan segala kebaikan hati nya walaupun iya gendut dan pendek. Sejak pertemuan nya dengan peri bulan dan perjalanan nya ke bulan Nayla sadar bahwa kecantikan itu ada di hati, kecantikan hatilah yang nanti nya akan memancar dan membuat kita terlihat begitu cantik dimata setiap orang yang melihat kita.

“Sepatu Jiwo” adalah salah satu cerita yang membuat mata saya sedikit berkaca-kaca. Pungky Prayitno berhasil mengajarkan kita banyak hal dari seorang anak kecil bernama Jiwo. Jiwo adalah seorang anak kecil yang menabung cukup lama di celengan sederhana nya hanya untuk membeli sepatu baru yang selalu ia idam-idamkan. Tibalah hari dimana celengan Jiwo sudah penuh dan uang di dalam celengan tersebut akhirnya dapat dipakai membeli sepatu baru idaman nya. Sepatu baru menjadi miliknya dan Jiwo sangat girang, tetapi ditengah perjalanan Jiwo melihat seorang anak kecil yang bekerja sebagai pemulung, anak kecil itu tidak memakai alas kaki di tengah siang hari yang terik. Jiwo pun akhirnya merelakan sepatu baru nya untuk si pemulung kecil, karena ia merasa pemulung kecil itu lebih pantas mendapatkan sepatu itu dibandingkan dia. Ketika sampai di rumah, Ayah dan Ibu nya bertanya, “Jiwo mana sepatu baru mu Nak?” dan Jiwo dengan riang dan santai menjawab “aku tak butuh sepatu baru, sepatu lama ku juga masih bagus hanya robek sedikit tinggal di jahit saja”.

Lewat tokoh-tokoh seperti Naimah, Jiwo, Nayla dan Peri Bulan para penulis mencoba mengajarkan kebaikan kepada anak-anak lewat cara-cara yang sederhana dan penuh warna secerah warna pelangi. Peri-Peri Bersayap Pelangi adalah buku yang sangat menyegarkan karena saat ini sungguh jarang buku yang memang didedikasikan dan ditulis untuk anak-anak. Ada banyak nilai kebaikan di dalam nya yang tidak hanya menjadi bahan pelajaran bagi anak-anak tetapi juga menjadi teguran bagi kita yang sudah dewasa ini. Apa yang dilakukan Pungky dkk patut dihargai.

Teruslah bergembira dan tertawa riang anak-anak Indonesia

-Sarita-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar