Rabu, 18 Agustus 2010

habis hangus di api matamu

mencintaimu laksana api yang menyala tenang
meski ku berselimut dalam kelam
serasa bermandikan benderang

ah! Aku ingin terbang
dalam luas langit pikiranmu
tanpa batasan horison hatimu

melebur dalam cakrawala kebijaksanaan

karena antara kita Waktu datang diam mencabik
gegap menyergap
sunyi menyepi

mencekik


*Meiry Anwar*

Teruntuk: Dimas Ginanjar Merdeka [pondering, pondering on you, dear...]

1 komentar: